
Pangkalanbaru - Dinas Pangan Kabupaten Bangka Tengah menggelar acara temu lapang dengan petani dan penyuluh di Kebun Sun Lie Desa Batu Belubang Kecamatan Pangkalan Baru, Senin (15/04/2019) pagi. Tampak hadir dalam kegiatan ini, Perwakilan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Provinsi Bangka Belitung, Dinas Pertanian Kabupaten Bangka Tengah yang diwakili oleh Kabid PPH, Camat Pangkalanbaru yang diwakili oleh Sekretaris Camat, Kades Batu Belubang, Kades Benteng, para Penyuluh, para Petani dan para Peternak se-Kabupaten Bangka Tengah ,serta narasumber Dr. Ir. Nugroho Widiasmadi, M.Eng dari Yayasan Anak Bangsa Boyolali. Kegiatan yang dilaksanakan selama 2 hari dari tanggal 15 s.d 16 April 2019 tersebut diikuti oleh para petani dan para penyuluh se-Kabupaten Bangka Tengah.
Bupati Bangka Tengah, Dr. Ir. H. Ibnu Saleh, MM, dalam hal ini diwakili oleh Kepala Dinas Pangan, Sajidin, SE, M.Si melalui sambutannya mengatakan bahwa pembangunan di bidang pertanian memiliki peranan penting dalam menciptakan stabilitas nasional sehingga perlu dilaksanakan secara berkelanjutan dan berkesinambungan. Dalam pelaksanaan di bidang pertanian, akan dihadapkan pada permasalahan yang klasik. Untuk menyikapi permasalahan tersebut, diperlukan kesamaan persepsi, keterpaduan teknologi dan sinkronisasi teknis program dalam kemajuan pembangunan pertanian menuju kearah yang lebih baik.
“Salah satu metode yang berkaitan dengan pengembangan kreatifitas dan inovasi yakni temu lapang. Temu lapang sendiri merupakan pertemuan antara petani dari kelompok tani yang berbeda dan terdapat transfer teknologi serta inovasi dari narasumber terkait dengan permasalahan spesifik yang dihadapi oleh petani dan penyuluh dalam meningkatkan produktifitas pertanian,” lanjut Sajidin.
Mengangkat tema “Melalui Temu Lapang bersama Bupati dengan Petani dan Penyuluh, Kita Tingkatkan Produktivitas Pertanian dengan Menekan Biaya Produksi Melalui Aplikasi Sippahit (Sistem Penyuluhan Penggunaan Agen Hayati untuk Tanaman)”, kegiatan temu lapang petani ini memperkenalkan teknologi pertanian berupa pengembangan pupuk organik dengan menggunakan Mikrobacter Alfalfa (MA-11) sebagai pengganti pupuk kimia.
“Teknologi ini cukup baik, bisa diterapkan oleh masing-masing kelompok tani sehingga dapat meningkatkan produktivitas pertanian,” jelas Sajidin.
Menanggapi hal ini, Pemerintah Kabupaten Bangka Tengah telah mendatangkan fasilitator (narasumber) Dr. Ir. Nugroho Widiasmadi, M.Eng dari Yayasan Anak Bangsa Boyolali yang telah mengembangkan dan mengaplikasikan pupuk organik pengganti pupuk kimia agar dapat menekan biaya produksi hingga 80% bila dibandingkan dengan penggunaan pupuk kimia. Lebih lanjut, dengan adanya transfer ilmu ini dapat membantu petani dalam mengurangi biaya produksi sehingga pendapatan petani lebih meningkat dan bisa menyejahterakan petani juga masyarakat Bangka Tengah. Kedepannya, Sajidin juga berharap para petani dapat mengikuti transfer pengetahuan ini dengan seksama sehingga membantu meningkatkan produktivitas hasil pertaniannya.
Dalam acara pembukaan ini juga dilakukan penyerahan secara simbolis bantuan dana kegiatan penumbuhan dan pengembangan kawasan rumah pangan lestari, juga penyerahan “Sertifikat Prima Tiga” kepada para pelaku usaha. Mengingat kembali bahwa pada tahun 2018 lalu Pemkab Bangka Tengah memperoleh 5 sertifikat prima tiga dari 4 petani dan gapoktan yaitu pepaya 2 sertifikat, jeruk tejakula 1 sertifikat, sawi 1 sertifikat dan kangkung 1 sertifikat.* (KR/KD/Foto:RD)
Sumber : Diskominfosta Bangka Tengah
LEAVE A REPLY