
BANGKA TENGAH – Wakil Bupati Bangka Tengah, Efrianda, menghadiri kegiatan verifikasi lapangan Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (KIPP) Tingkat Provinsi Kepulauan Bangka Belitung pada Kamis (08/05/2025).
Kegiatan ini menjadi momen penting bagi Kabupaten Bangka Tengah, yang berhasil menempatkan tiga inovasinya dalam 10 besar kompetisi tersebut. Dua dari tiga inovasi tersebut merupakan terobosan dari Dinas Perikanan Kabupaten Bangka Tengah, yaitu Kios Maritim di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Desa Batu Belubang dan SI ABANG TAMPAN di Desa Lubuk Lingkuk.
Tim penilai dalam kegiatan verifikasi lapangan ini berasal dari berbagai kalangan ahli dan stakeholder yang kompeten, yakni Sriwidayat, S.E., M.AP. dari Media TVRI Babel, Ade Masayanto selaku Jurnalis Bangka Pos, dan Sandy Pratama, S.IP., M.Si. selaku Lektor Universitas Bangka Belitung. Kunjungan dimulai dari lokasi Kios Maritim di pagi hari.
Dalam sambutannya, Efrianda menyampaikan apresiasi atas berbagai inovasi yang terus dikembangkan oleh jajaran Pemkab Bateng.
“Inovasi merupakan bukti nyata bahwa pelayanan publik bukan hanya tentang menjalankan tugas administratif, tetapi juga tentang menciptakan layanan yang lebih baik, cepat, dan mudah diakses masyarakat,” ucap Efrianda.
Sektor kelautan dan perikanan disebutnya sebagai salah satu tulang punggung ekonomi Bangka Tengah. Namun, dirinya mengakui masih terdapat sejumlah tantangan, terutama dalam aspek legalitas dan perizinan usaha perikanan.
“Pemkab Bateng berkomitmen untuk mempermudah proses perizinan, memberikan pendampingan, serta mendorong transformasi digital melalui inovasi Kios Maritim. Harapannya, para pelaku usaha dan nelayan semakin sadar akan pentingnya legalitas usaha, baik dari sisi kepastian hukum, akses informasi kenelayanan, maupun peningkatan daya saing produk,” imbuhnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Bangka Tengah, Imam Soehadi menjelaskan bahwa berdasarkan data Kemendagri, terdapat 3.718 nelayan yang tersebar di 23 desa pesisir pada 6 kecamatan di Kabupaten Bangka Tengah.
“Dari jumlah tersebut, sekitar 400 orang telah menerima manfaat dari Kios Maritim. Rencana ke depan adalah mengembangkan layanan serupa di Desa Batu Beriga dengan mengusung konsep Kios Maritim Minawisata, yang menggabungkan pelayanan perizinan dan wisata berbasis perikanan,” tutur Imam.
Ia berharap dengan adanya Kios Maritim dan SI ABANG TAMPAN dapat memperkuat sinergi antara pemerintah dan masyarakat dalam menciptakan sektor perikanan yang maju, mandiri, dan berkelanjutan, sekaligus meningkatkan kualitas pelayanan publik di Kabupaten Bangka Tengah.
Sang inovator Kios Maritim, yakni Kepala UPT TPI Desa Batu Belubang, Riskis Tiadik memaparkan singkat gagasan di balik inovasi Kios Maritim. Ia menjelaskan bahwa inovasi ini adalah bentuk aplikasi nyata Pemkab Bateng dalam mendekatkan pelayanan kepada masyarakat yang dirancang untuk menjawab kebutuhan nyata nelayan yang bekerja dengan ritme harian.
“Di sini nelayan kita menerapkan pola one day fishing, pagi bongkar, siang berangkat. Sebelumnya, proses perizinan itu cukup menyulitkan karena lokasi jauh dan waktu yang lama. Dengan adanya Kios Maritim, saat mereka selesai bongkar di pagi hari, mereka cukup menyerahkan berkas formulir untuk dokumen Standar Laik Operasi (SLO) dan Surat Persetujuan Berlayar (SPB), kami bantu proses inputnya,” kata Riskis.
Ia melanjutkan, ketika mereka hendak berangkat melaut siang harinya, dokumen sudah siap dan tinggal diambil. Bahkan, ke depan cukup dari rumah saja.
“Inilah yang kami maksud dengan mendekatkan pelayanan pemerintah dengan masyarakat,” tegas Riskis.
Salah seorang penilai, Ade memvalidasi paparan Riskis terkait dampak atau perubahan sebelum dan sesudah adanya Kios Maritim kepada salah seorang nelayan, yakni Herwan (28). Herwan mengaku sudah melaut sejak dirinya bersekolah dasar dan merasa sangat terbantu dengan keberadaan Kios Maritim.
“Di Kios Maritim, proses perizinan jadi sangat mudah dengan cukup menyerahkan berkas, kemudian kami tidak perlu menunggu lama seperti sebelumnya, kami bisa istirahat di rumah sembari menunggu dokumen selesai diproses dan semuanya gratis,” ungkap Herwan.
Pada sore hari, kegiatan verifikasi lapangan dilanjutkan di Desa Lubuk Lingkuk dengan inovasi SI ABANG TAMPAN (Silviofishery Peningkat Produksi Kepiting Bakau Ramah Lingkungan untuk Perikanan Masa Depan). SI ABANG TAMPAN menjadi salah satu upaya pemberdayaan ekonomi masyarakat pesisir dengan memanfaatkan potensi kawasan hutan mangrove untuk budidaya kepiting bakau menggunakan sistem silviofishery.
Inovasi yang dipelopori oleh salah seorang staf Dinas Perikanan Kabupaten Bangka Tengah, Tri Peran Utama ini dilatarbelakangi oleh permintaan pasar lokal dan ekspor terhadap kepiting bakau yang terus mengalami peningkatan setiap tahunnya.
“Dengan adanya SI ABANG TAMPAN, nilai tambah pada capaian Indikator Kinerja Utama pada tahun 2024 yakni NTPiD sebesar 105. Pendapatan Pembudidaya Ikan/bulan/kapita sebesar Rp5.240.858,-. Produksi ikan hasil budidaya mencapai 2.574,62 ton dan produksi benih ikan mencapai 330.558.409 ekor,” ujar Tri.
Turut hadir dalam kegiatan ini, yakni Kabiro Ortala Provinsi Babel, Asisten Administrasi Umum Setdakab Bateng, Kabag Ortala Setdakab Bateng, dan perwakilan Bappelitbangda Bateng.* Sumber: Diskominfosta Bangka Tengah
Penulis: Deanty N
Editor: Kumala Sari Dewi
Fotografer: Prayogi J
LEAVE A REPLY