
PANGKALANBARU — Bupati Bangka Tengah, Algafry Rahman, menghadiri resepsi Milad Aisyiyah ke-111 H/108 M yang digelar di Auditorium Sofyan Sauri, Universitas Muhammadiyah Bangka Belitung, Desa Mangkol, Sabtu (14/06/2025).
Dalam kesempatan itu, Algafry menyampaikan apresiasinya atas kiprah Aisyiyah sebagai organisasi perempuan Islam yang sudah lebih dari satu abad konsisten dalam dakwah sosial, pendidikan, dan pemberdayaan masyarakat.
“Aisyiyah tidak hanya membina umat, tetapi juga membangun peradaban. Tanpa disadari, banyak perubahan positif yang terjadi di masyarakat bermula dari gerakan perempuan, salah satunya adalah Aisyiyah,” ujar Algafry.
Ia menegaskan, perempuan bukan hanya bagian dari pembangunan, tetapi merupakan pilar utama dalam menjaga nilai, moral, dan fondasi keluarga sebagai unit terkecil bangsa.
“Kita harus akui bahwa kekuatan perempuan itu luar biasa. Di tangan perempuanlah pendidikan anak pertama kali dimulai, akhlak dibentuk, bahkan pondasi bangsa ini disemai. Maka sudah sepatutnya perempuan diberdayakan, bukan hanya dilibatkan,” imbuhnya.
Algafry juga mengajak seluruh organisasi perempuan, khususnya Aisyiyah, untuk terus bersinergi dengan pemerintah daerah dalam menyukseskan program-program sosial dan pemberdayaan masyarakat.
“Pemkab Bateng sangat terbuka untuk berkolaborasi dengan Aisyiyah. Kami percaya, dengan nilai-nilai Islam yang moderat dan semangat dakwah sosial yang dimiliki, Aisyiyah mampu menjadi penggerak utama perubahan positif, terutama di bidang pendidikan, kesehatan, dan ketahanan keluarga,” tegasnya.
Sementara itu, Ketua Pimpinan Wilayah Aisyiyah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Hj. Suhada, S.Pd., dalam sambutannya menyampaikan arah gerakan Aisyiyah ke depan yang semakin menekankan pentingnya peran strategis perempuan dalam ketahanan pangan.
“Hari ini kita memperingati Milad Aisyiyah dengan mengusung tema Memperkokoh Ketahanan Pangan Berbasis Desa Qaryah Thayyibah Menuju Ketahanan Bangka Belitung. Ini menjadi pengingat bagi kita semua akan pentingnya peran desa dan perempuan dalam membangun ketahanan pangan yang mandiri dan berkelanjutan,” ungkap Suhada.
Melalui pendekatan Qaryah Thayyibah, lanjut Suhada, perempuan dapat berperan sebagai agen perubahan dalam sektor pertanian dan ketahanan pangan. Salah satu contohnya adalah Gerakan Lumbung Hidup Aisyiyah (GLHA) yang telah berhasil diterapkan oleh perempuan melalui budidaya tanaman pangan dan pemanfaatan pekarangan rumah untuk mendukung ketahanan pangan keluarga.
Suhada juga mengajak seluruh elemen masyarakat, khususnya anggota Aisyiyah, untuk mengembangkan GLHA di setiap desa, cabang, dan ranting sebagai model ketahanan pangan berbasis keluarga.
“Saya juga mengajak untuk memberdayakan perempuan dalam sektor pertanian dan pangan melalui pelatihan dan pendampingan, mendorong penggunaan dana desa untuk program ketahanan pangan berkelanjutan, serta mengintensifkan nilai-nilai Islam dalam setiap aspek kehidupan sesuai dengan prinsip Qaryah Thayyibah,” tuturnya.
Turut hadir dalam kegiatan ini Asisten Administrasi Umum Setdakab Bateng, jajaran pengurus Pimpinan Pusat, Wilayah, dan Daerah Aisyiyah, tokoh Muhammadiyah, civitas akademika Unmuh Babel, serta perwakilan berbagai organisasi perempuan dan keagamaan.* Sumber: Diskominfosta Bateng
Penulis: Deanty N
Editor: Kumala Sari Dewi
Fotografer: Prayogi J
LEAVE A REPLY