Home Daerah Percepat Penanganan Stunting, Pemkab Bangka Tengah Bina KPM Desa

Percepat Penanganan Stunting, Pemkab Bangka Tengah Bina KPM Desa

1,538
0
SHARE
Percepat Penanganan Stunting, Pemkab Bangka Tengah Bina KPM Desa

Pangkalan Baru - Kabupaten Bangka Tengah melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) menggelar Pembinaan Kader Pembangunan Manusia (KPM) Tingkat Kabupaten Bangka Tengah di Hotel Grand Vella, Pangkalan Baru Bangka Tengah, Kamis (24/03/2022).

Pelaksanaan kegiatan ini bertujuan untuk membina KPM dalam membantu desa memfasilitasi pelaksanaan integrasi intervensi penurunan stunting di tingkat desa. Kader tersebut berasal dari masyarakat desa itu sendiri seperti Kader Posyandu, guru PAUD dan kader-kader lain yang terdapat di desa.

Zaitun selaku Sekretaris Dinkes dalam sambutannya mengatakan bahwa permasalahan stunting (gagal tumbuh) masih menjadi pekerjaan rumah yang besar bagi pemerintah Indonesia.

"Dari hasil survei, status gizi balita pada 2019 prevalensi stunting Indonesia tercatat sebesar 27,67%. Angka tersebut masih di atas standar yang ditetapkan oleh WHO bahwa prevalensi stunting di suatu negara tidak boleh melebihi 20%. Untuk data stunting Kabupaten Bangka Tengah tahun 2019 sendiri masih sebesar 5,47%, tahun 2020 sebesar 5,11%, serta tahun 2021 sebesar 3,31%," ucap Zaitun.

Lebih lanjut, Kabupaten Bangka Tengah merupakan lokus (lokasi pemantauan stunting) tahun 2022 yang ditetapkan oleh Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional, sehingga hal ini memicu pelaksanaan pembinaan KPM yang dilaksanakan hari ini.

"Hari ini kami melaksanakan pembinaan bagi kader KPM bertujuan untuk program percepatan penanganan stunting di Bangka Tengah karena Bangka Tengah menjadi lokus tahun 2022. Kader ini nantinya akan mendapatkan pembinaan, pelatihan dari beberapa narasumber yang kami undang," tambahnya.

Sementara itu, dr. Dede Lina Lindayati, selaku Kepala Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPKBPPPA) Bangka Tengah diundang sebagai narasumber. Ia mengatakan penyebab tingginya angka stunting di Indonesia karena sebagian kelahiran bayi di Indonesia sudah dalam kondisi kekurangan nutrisi, lalu dibesarkan juga dengan kekurangan zat gizi.

"Penyebab stunting bisa berasal dari faktor internal antara lain kekurangan zat gizi pada masa hamil dan terjadi kronis sehingga dapat menyebabkan abortus, anemia pada bumil yang dapat menyebabkan bayi lahir dengan berat lahir rendah, cacat bawaan, hingga kematian. Sementara faktor eksternal seperti buruknya fasilitas sanitasi, minimnya akses air bersih dan kurangnya kebersihan lingkungan," jelas Dede.

Dihadiri oleh perwakilan OPD Dinsos-PMD, Bappelitbangda, kegiatan ini diikuti oleh Kader KPM se-Bateng, dan petugas gizi Puskesmas se-Bateng. *Sumber: Diskominfosta Bangka Tengah

Penulis: Dodi Firmansyah

Editor: Asti Pradiajayanti

Fotografer: Dodi Firmansyah